Kamis, 02 Desember 2010

Blog Kok Buat Curhat?????

ini blog atau diary??????
Terserah aku dunk..hohohoho
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang introvert ada juga yang ekstrovert. Beruntung lah orang-orang yang memiliki kepribadian ekstovert karena biasanya mereka dapat dengan mudah bergaul dan terlihat periang. Si ekstrovert, yang jika seharian lelah bekerja dan menghabiskan waktu dengan banyak orang, memilih untuk menghabiskan waktu dengan berkumpul bersama teman-teman atau berpesta. Sedangkan orang yang introvert lebih suka menghabiskan harinya dengan menyendiri. Orang yang introvert tidak terlalu suka berkumpul dan menceritakan pengalamannya, maka orang-orang mengatakan orang introvert adalah para penyendiri.
Tetapi bukan berarti introvert tidak lebih baik dari ekstravert. Hanya saja keduanya memiliki cara dan jalan yang berbeda untuk mengolah informasi.
Orang-orang ekstravert, jika memiliki masalah lebih suka berbagi dengan teman-temannya. Sedangkan orang-orang introvert lebih suka menyendiri dan tidak terlalu suka banyak bicara tentang permasalahannya kepada orang lain.
Naah.. Oleh sebab itu, menulis adalah salah satu cara orang-orang introvert untuk meluapkan perasaannya.
Jadi jangan heran jika ada beberapa blog yang mungkin isinya Anda anggap tidak bermanfaat. Isinya hanya sekedar luapan emosi seseorang.
Biarkan saja mereka berekspresi. Karena jika emosi-emosi yang tersimpan itu tidak diluapkan maka akan berakibat fatal bagi orang tersebut. Dari pada dilampiaskan pada hal yang negatif, lebih baik menulis (^^)v

Senin, 29 November 2010

Always on Tuesday

Selasa, oh Selasa..
Hari ini pun ternyata hari Selasa. Tidak tahu harus berekspresi bagaimana. Tinggal pasrah merasa merana. Cobaan yang berat. Usaha seperti apa yang harus dilakukan. Aku cuma bisa menunggu, menunggu saat-saat melegakan itu datang.
Sebulan sudah aku berada disini. Tak ada kemajuan pada penelitianku. Memulai pun belum. Bagaimana bisa aku mulai jika data try out ini tak juga terselesaikan.
Ah, baru penyesalan itu datang. Mata kuliah itu dulu kujalani dengan setengah hati. Bukan, bukan karena aku malas. Tapi sulit bagiku mencerna banyak angka di depan layar komputer laboratorium kampus putih itu dulu.
Berapa kali hari selasa telah menjadi sebuah asa. Aku bersikeras tidak merepotkan orang-orang di rumah. Tapi aku malah merepotkan teman-teman di Malang. Aku pikir, hal itu belum sempat terjadi karena di hari selasa, selalu hari selasa, janji-janji itu hilang. Ah, betapa bencinya aku pada janji. Aku pun sering tak bisa menepati janji. Maka dari itu, sejak selasa ini aku pun takkan berani berjanji, pada apa yang tak bisa kulakukan dan kuusahakan.
Otakku sama sekali tidak cemerlang. Ditambah, aku mulai tidak tertarik pada apa yang pernah kupilih dan pada apa yang sedang kulakukan sekarang. Minatku berubah. Aku pernah membaca bahwa minat seseorang akan berubah ketika Ia berusia 23 tahun. Itu adalah usiaku kini. Entah karena tersugesti, tapi sebelum membaca hal itu aku pun sudah merasa bahwa aku menyukai hal yang lain, berminat pada hal lain jauh diluar jurusan pendidikan yang aku pilih.
Kembali pada hari selasa. Hari ini pun hari Selasa. Dan, janji itu pun mengulur kisahnya hingga hari Jum'at.
Sekarang tinggal berharap dan menunggu lagi. Benarkah Jum'at sama tidak menyebalkannya dengan hari Selasa????
We'll see..!!

Jumat, 01 Oktober 2010

Ibu di sini, anakku..

20:15 WIB…. “kue bawang, sambal teri, kue salju, sudah Umak kirim melalui Anshor. Buku-buku sudah dikirim lewat Iwan. Hari minggu, keripik dan rendang menyusul lewat fandi”

Pengirim : Abak/Umak :-*

Subhanallah..
Seketika wajah terkasih itu ada didepanku. Paras dengan guratan-guratan senja di wajahnya memaksa korneaku bereaksi.
Bukan karena aku lapar dengan makanan-makanan itu, bukan karena aku sangat butuh buku-buku itu.
Tetapi karena sekelabat bayangan lelah yang tak pernah sempat dirasakannya, selalu mencari berbagai cara dan jalan hanya untuk sekedar mengatakan “Ibu menyanyangimu, Nak”. “Ibu masih ada di sini untukmu, Nak”. “Atau ibu tidak lupa padamu, Nak”.

Rabb,,
Adakah kami, anak-anaknya mengingat beliau sepanjang dirinya mengingat kami?
Adakah kami, anak-anaknya mendoakan beliau sesering dirinya mendoakan kami?
Adakah kami, anak-anaknya mengasihi beliau seluas dirinya mengasihi kami?
Dan,, adakah kami, anak-anaknya mencintai beliau sedalam dirinya mencintai kami?
***
“Anakku, Aku masih ada di bumi ini. Menunggu saat-saat kau akan mengetuk pintu rumah ini dan membayangkan kau mengucapkan salam sungguh membuatku ingin selalu tersenyum. Tak ingin rasanya pintu itu tertutup dan dikunci, agar kau leluasa dan tak perlu berdiri lama hanya karena menungguku berjalan menuju pintu yang sekarang terasa jauh itu”.

“Anakku, sudah berapa tahun kulewati hari-hari menunggu kabarmu? Apakah kau baik-baik saja di sana? Apa kau tidur lelap semalam? Apa perutmu sudah terisi pagi ini? Apa kau kepanasan siang tadi? Atau kah kau kehujanan sore ini? Aku sungguh mencemaskan hal itu, kau tahu, bukan?, seperti yang terdengar di televisi, mereka bilang bumi ini tak lagi menentu. Semoga kau tetap dalam lindungan-Nya”.

“Anakku, terlalu jauh jarakmu, namun senyummu tetap ada di sini, di rumah ini. Aku tahu kau juga pasti merindukanku. Selalu merasa rindu ingin kembali melihatku, melihat Ayahmu. Tak usah kau luaskan lara itu, leburkan kesedihanmu bersama cinta dan doaku, betapa kau akan merasa ringan langkahmu. Tebarkan senyummu untukku disetiap gerak langkahmu. Ikhlas lah pada segala keadaan yang ada karena doa ini tak akan lepas untukkmu”.

“Anakku, cinta ini tak pernah berkurang mengikuti usiaku. Sayang ini takkan memutih meyatu bak rambutku. Senyum ini tak pernah mengabur seperti mataku. Tak perlu kau tanya lelahku, karena semua tak terasakan olehku. Tak perlu kau katakan kaupun mecintai, menyayangi, dan merindukanku, karena semua terbayar dengan satu senyummu, dengan sekali sentuhan hangat di tanganku”.

“Anakku, sekarang aku benar-benar sangat merindukanmu. Adakah untukku sempat menatapmu sebalum usia ini terputus sewaktu-waktu? Kau pasti tahu, anakkku? kehendak Tuhan tak berbatas ruang dan waktu. Jikalau roh ini tak kembali pada jasadku, harapku kau tetap pada keshalihanmu. Apalagi dayaku selain doamu yang mengejewantahkan dosa-dosaku? Amalan yang takkan putus hanya doa dari anak shalih, yaitu engkau, anakku…

Rabu, 04 Agustus 2010

perasaan seperti ini..

benciii..
Aku nggak pernah ngerasa sebenci ini sama orang. Eneg liat mukanya, ampun Ya Rabb.. tapi ini benar-benar kelewat batas. Apa yang dipikir sampai melakukan hal yang Kau haramkan ya Rabb. Sudah kualihkan pikiran ke arah positif, tapi ini bukanlah sesuatu yang bisa dipositifkan.
Mau tetap jadi baik dengan orang seperti itu? Aku tidak tau lagi, aku benar-benar ilfeel.. Ku pikir orang seperti itu jangan dijauhi, bantu dia untuk keluar, tapi tak terpikir lagi itu sekarang, aku jijik..
Sekarang hanya bisa berdoa, semoga mereka yang seperti itu bisa kembali pada jalan yang benar.. Amiin..

Senin, 19 Juli 2010

Tulis Saja Laah... >>>>

Usia bertambah, hidup pun berubah, menagapa tidak! Kalau itu baik. Hidup tak selamanya begitu-begitu saja, hidup terus berputar. Semakin banyak masalah semakin banyak pula yang dipikirkan, harusnya semakin dewasa dan matang, semakin mengerti pada apa yang benar dan tidak, semakin ingin hidup menjadi lebih baik.

Siapa yang ingin hidupnya hanya menjadi anak kecil saja? Rugi sekali! Apakah memang itu yang diinginkan dalam hidup? Tidak ingin kah merasakan indahnya masa remaja yang luar biasa? Tidak inginkah menjadi dewasa yang penuh perjuangan? Indah, semuanya indah, jika pandai bersyukur. Jalani sesuai waktu dan porsinya.

Lalu ada apa dengan manusia zaman sekarang? Bangga dengan bukan dirinya dan bukan lagi saatnya, berdiri kokoh pada pendirian yang bukan mestinya, bertahan dengan penyangkalan-penyangkalan yang itu tidak pantas disangkal. Sungguh disayangkan.

Hidup bukan hanya untuk diri sendiri, ada dia, kamu, mereka, kalian, banyak orang. Mereka yang bertahan adalalah mereka yang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Tidak selamanya hidup hanya berpangku tangan meminta belas kasihan. Tentu saja Allah tidak menyukai orang-orang yang seperti itu. Tidak takut kah jika tidak disukai Allah? Sulit memang untuk mengerti keadaan sekitar jika masih saja bercengkrama dengan kata egois. Tuhan memberi otak (pikiran) tetapi Tuhan tahu hati (perasaan) juga diperlukan manusia. Apa artinya? Dipakai satu-satu kah? Agar lebih hemat, kalau otak rusak, kan bisa pakai hati, supaya lebih hemat. Ooh, adakah yang berpikir seperti itu. Rasanya tidak mungkin. Tapi secara tidak sadar, ada saja manusia yang seperti itu. Membunuh perasaannya untuk menyenangkan egonya hingga hati pun buta untuk melihat norma. Menon-aktifkan otaknya untuk mencari belas kasihan hingga merusak jiwa.

Balance, seimbang, gunakan sesuai porsinya. Manusia punya norma (superego) yang memberi warning atas segala tindakan yang akan dilakukan, baik kah? Bermanfaat kah? Sesuai kah? Setiap manusia yang dilahirkan pasti memiliki sifat baik. Kalau kata Padi : “ kita terlahir bagai selembar kertas putih, tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai”. Nah, ingin kah menulisnya dengan tinta pesan damai seperti yang di sampaikan Padi? Atau ingin menumpahkan tinta hitam saja? Itu terserah yang bersangkutan.

Kesadaran, manusia juga memiliki sifat jahat, egois, sombong, merasa benar dan sebagainya. Sekarang coba sadari, benarkah itu semua? Ya, mungkin benar untuk orang yang ingin hidup hanya dengan ke”aku”an. Tetapi tidak untuk orang yang hidup dengan kamu, dia, mereka, kalian, banyak orang, dan alam sekitar. Semua butuh kesadaran, kesadaran untuk apa dilahirkan ke dunia ini. Menjadi manusia yang bermanfaat atau hanya sekedar numpang hidup saja.

Satu hal yang diherankan, mengapa ada manusia yang menertawakan ketika temannya berubah menjadi baik? Apakah itu sebuah bentuk ketakutan akan kehilangan teman bermaksiatnya? Bukan kah seharusnya malu karena tidak bisa mengikuti jejaknya?
Masalah timbul karena melihat sesuatu yang tidak sesuai atau menyimpang, bukan dilihat dari kacamata sendiri atau subyektif. Bukan kah hal di atas bisa dikatakan suatu hal menyimpang? Kenapa di tertawakan dan diolok-olokkan?

Kesalahan manusia adalah tidak melihat dirinya, tidak menyadari perilakunya, tidak mampu menjalankan otak dan hatinya. Siapa yang patut dipersalahkan? Tentu saja orang tua berperan. Orang pertama yang dikenal dan di contoh (modeling), orang pertama yang memberi pendidikan. Bekal yang cukup dan baik tentu saja menjadi pegangan anak untuk berperilaku sesuai dan tidak menyimpang. Lingkungan, di sana tempat belajar hidup. Keanehan, kehebatan, kebrutalan, kebijaksanaan, kejahatan, dan sebagainya tersedia di lingkungan. Tetap keluarga (orang tua) adalah filternya, dengan agama, etika, norma, dan segala kebaikan orang akan mampu membedakan mana benar dan mana salah, mana pantas dan mana yang tidak pantas.

Rabu, 14 Juli 2010

ingkar janji

Tepat tanggal 13 juli 2010, aku melepaskan dan melanggar sebuah janji yang kubuat. Usaha mengakhiri dan melupakan selama beberapa bulan ini kulepaskan. Namun melepaskan janji tersebut sungguh sulit, sebenarnya tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama untuk dipertimbangkan dalam melepaskan janji itu. Tapi janji tetap janji, bagiku ini sangat sulit karena janji itu ku ucapkan pada orang tuaku dan orang-orang yang kusayangi. Berurusan dengan janji merupakan suatu hal yang sensitif bagiku. Janji adalah hal yang urgent yang mesti aku pertahankan. Tapi untuk yang satu ini, jika ini adalah benar, akan kulepaskan..
Akhirnya dengan izin ibunda tercinta aku bersedia untuk kembali ke dunia itu, dunia yang baru beberapa bulan ini aku tinggalkan, aku lepaskan,,
Aku kembali bernyanyi, hehehehe
Padahal sudah janji akan berkonsentrasi pada tugas akhirku. Sepertinya mini konser bukan performa terakhirku bersama teman-teman paduan suara GITASURYA UMM.
Malu juga pertama kali ikut latihan setelah beberapa bulan tidak aktif, berat memulainya dan terengah-engah mengikuti kemampuan adik-adikku yang sudah jauh melangkah dalam hal teknik.
Dalam waktu yang hanya satu minggu sebelum berangkat kompetisi ke bandung, aku harus bisa mengejar ketertinggalanku. Can I??
Entah lah, aku ikut saja, insyaAllah semua anggota tim sehat-sehat saja, kalau suaraku ini mengganggu kalian teman-teman..aku jadi official saja ya,hehehe
Menemani kalian kompetisi juga hal yang sangat menyenangkan. Bisa melihat kalian membawa nama PSM "GITASURYA" UMM sungguh suatu hal yang mengharukan.
Semoga Allah memberikan dan menunjukkan yang terbaik buat kita semua
Amiiin....

Senin, 12 Juli 2010

aku datang..

aku datang dengan segala keluhanku,
tapi itu takkan membuatku jatuh dan tersudut di satu tempat. jika terjatuh, maka bangunlah!!
memang terkadang sulit bangun jika luka atau cidera terlalu parah, kurasakan itu. hanya yakin saja bahwa aku bisa walau pelan.

ke topik lain..
sudah lama aku meninggalkan blog yang lama, aku lupa passwordnya,hehehe
sudah lama ingin menjadikan blog tempat cerita panjangku. tapi selalu saja tidak pernah ada waktu. mungkin karena harus ke warnet dulu kalau mau buat entry yang baru ^^v
ada yang bilang blog itu isinya mesti yang berbobot, tapi maaf saja, kali ini aku tidak hiraukan itu, karena blog ini mungkin akan berisi cerita-cerita yang tidak jelas. setidaknya dari blog ini aku bisa menyalurkan keinginan menulisku.

menulis itu sangat menyenangkan, karena aku hanya bisa melampiaskan semua perasaanku melalui menulis. aku memang tipe orang yang sulit menngungkapkan sesuatu dengan kata-kata. kata kakakku aku itu berbakat menulis, ntah darimana, hahaha
kata beliau tulisan yang ku buat di note facebook-ku itu lumayan bagus,,
hmmm..masih lumayan..hehehe
aku punya beberapa cerpen, tapi aku tak pernah berani mempulikasikannya. kalau kubaca-baca lagi sekarang, bikin geli.. ceritanya benar-benar cerita remaja yang bikin senyam senyum..heheh
itu kubuat saat aku masih duduk di bangku SMA. sekarang aku sudah semester 10 (tweeng,,tweng..) masih belum selesai..hahahaha

hmm..
sepertinya hari ini memang sedang tidak ada ide..
sekian saja dulu..
semoga nanti blog ini bisa menjadi sebenar-benarnya blog my life my world

hari ini..

hidupku..
duniaku..
kemanapun sendiri..itu lah diriku
langkah kaki tak pernah mengeluh untuk tetap berjalan sendiri

aku dengan hidupku
nikmati saja
pasti akan datang masa itu
masa di mana aku bisa melangkah bersama
dengan orang-orang yang Tuhan pilihkan untukku