Senin, 29 November 2010

Always on Tuesday

Selasa, oh Selasa..
Hari ini pun ternyata hari Selasa. Tidak tahu harus berekspresi bagaimana. Tinggal pasrah merasa merana. Cobaan yang berat. Usaha seperti apa yang harus dilakukan. Aku cuma bisa menunggu, menunggu saat-saat melegakan itu datang.
Sebulan sudah aku berada disini. Tak ada kemajuan pada penelitianku. Memulai pun belum. Bagaimana bisa aku mulai jika data try out ini tak juga terselesaikan.
Ah, baru penyesalan itu datang. Mata kuliah itu dulu kujalani dengan setengah hati. Bukan, bukan karena aku malas. Tapi sulit bagiku mencerna banyak angka di depan layar komputer laboratorium kampus putih itu dulu.
Berapa kali hari selasa telah menjadi sebuah asa. Aku bersikeras tidak merepotkan orang-orang di rumah. Tapi aku malah merepotkan teman-teman di Malang. Aku pikir, hal itu belum sempat terjadi karena di hari selasa, selalu hari selasa, janji-janji itu hilang. Ah, betapa bencinya aku pada janji. Aku pun sering tak bisa menepati janji. Maka dari itu, sejak selasa ini aku pun takkan berani berjanji, pada apa yang tak bisa kulakukan dan kuusahakan.
Otakku sama sekali tidak cemerlang. Ditambah, aku mulai tidak tertarik pada apa yang pernah kupilih dan pada apa yang sedang kulakukan sekarang. Minatku berubah. Aku pernah membaca bahwa minat seseorang akan berubah ketika Ia berusia 23 tahun. Itu adalah usiaku kini. Entah karena tersugesti, tapi sebelum membaca hal itu aku pun sudah merasa bahwa aku menyukai hal yang lain, berminat pada hal lain jauh diluar jurusan pendidikan yang aku pilih.
Kembali pada hari selasa. Hari ini pun hari Selasa. Dan, janji itu pun mengulur kisahnya hingga hari Jum'at.
Sekarang tinggal berharap dan menunggu lagi. Benarkah Jum'at sama tidak menyebalkannya dengan hari Selasa????
We'll see..!!